HSS, Kandangan Kotaku Manis

Roma atau Paris. Indah Kandangan Kotaku Manis.

Demikian sebagian dari bait syair tokoh sastra Kandangan almarhum Darmansyah Zauhidi, yang namanya diabadikan menjadi nama sebuah taman di tengah Kota Kandangan.
Jika saja tidak berlebihan, berani saya katakan, untuk lingkup Kalsel siapakah yang tidak mengenal Kandangan. sebuah kota yang dikenal karena kelezatan Katupat Kandangannya, atau karena dodolnya yang manis dan gurih. Barangkali juga karena Loksado yang menawan, air terjun Haratai dan budaya masyarakatnya di kaki Pegunungan Meratus yang khas dan terkenal dengan Aruh Ganal, atau karena ikan samunya yang enak. Boleh jadi pula karena lamangnya yang lamak.

Juga sangat popoler pula bagi kaum sastrawan, Kandangan melahirkan sastrawan andal dan terkenal dengan karyanya yang mebuat orang selalu memperhitungkannya di panggung pentas seni budaya. Tentu juga sangat tidak berlebihan jika Kandangan melahirkan tokoh yang dapat mengangkat nama daerah, baik dalam skala Kalimantan maupun nasional.

Juga bagi pelaku sejarah, Kandangan dikenal sebagai basis perlawanan terhadap penjajahan Belanda dan NICA-nya yang melahirkan Pahlawan Nasional H Hasan Basry, Bapak Gerilyawan ALRI Divisi IV

Pertahanan Kalimantan. Selain itu, Kandangan dikenal sebagai ibu dari cikal bakal berdirinya kabupaten di kawasan benua enam. Atau barangkali kita juga mengenal Kandangan, kota yang melahirkan imej ‘jawara’ karena terkenal berani dan badarah panasan.


Kandangan Cingai

Sebagian orang suka dengan slogan tersebut. Sebagian lagi merasa risih, jika tidak ingin dikatakan malu dengan kata tersebut. Pertanyaannya: Seberapa ekonomiskah nilai kata Kandangan Cingai. Jika kita mengenal slogan SCTV ngetop, satu untuk semua, RCTI Oke, dan lainnya, maka sebenarnya suka atau tidak suka, Kandangan Cingai jauh lebih memasyarakat, dikenal dan popoler di tengah masyarakat khususnya Kalsel daripada istilah baru seperti Kandangan Bersemarak maupun Gerbang Perkotaan.

Suatu kenyataan pula, lahirnya pameo Kandangan Cingai dilatarbelakangi anekdot, cerita di baliknya yang sebenarnya ceritanya bukan menceritakan kesangaran orang Kandangan, tetapi justru cerita yang ada nilai humornya. Jika saja Kandangan Cingai mengandung nilai negatif, maka yang terpenting adalah bagaimana mengubah imej tersebut untuk menjadi positif dan dapat menjadi moto daerah. Dan, dapatkah Harjad ke-55 Kota Kandangan ini mengangkat kembali pamor Kota Kandangan dengan mempopulerkan istilah Kandangan Cingai sehingga dapat bersaing dengan moto dari kabupaten lain. Jika dalam perspektif sekarang, semboyan Kandangan Cingai kita harapkan dapat menjadi sebuah kebanggaan, motivasi, moto kebesaran dan kemegahan Kota Kandangan.

Satu hal lagi dan ini kenyataan sejarah, Kandangan adalah ‘ibukota’ Benua Enam. Kandangan adalah Afdeling Van Hoeloe Soengai pada perintahan Belanda dengan lima onder afdeling (OA)-nya, yaitu OA Tanjung, OA Amoentai, OA Barabai, OA Kandangan dan OA Rantau.

Afdeling Van Hoeloe Soengai merupakan kesatuan wilayah yang sekarang disebut Hulu Sungai atau Banua Lima. Kandangan dijadikan kedudukan Afdeling Van Hoeloe Soengai karena letaknya yang sangat strategis. Namun kembali banyak pihak mempertanyakan, kenapa posisi ini tidak bisa dipertahankan. Paling tidak dalam konteks ekonomi dan pembangunan sekarang, Kandangan dapat menjadi Gerbang Perkotaan dari semua asfek, seperti yang hendak digagas Pemkab HSS.

Gerbang sekarang dengan segala kemegahannya, yang apabila orang masuk ke dalamnya akan melihat dan berdecak kagum. Gerbang, memang sebuah gerbang kota, seperti Afdeling Van Hoeloe Soengai pada masa lalu. Mungkinkah Harjad Kota Kandangan dapat menjadi momentum, Kandangan kembali ke Gerbang Perkotaan Afdeling Van Hoeloe Soengai.


Ketupat Kandangan



Kandangan merupakan kota transit bagi kendaraan Kota Banjarmasin yang akan menuju ke Kota Nagara atau sebaliknya. Kota kecil ini memiliki terminal yang cukup sibuk dan sebuah bangunan pasar tua dengan bentuk arsitektur yang mengesankan peninggalan era kolonial. Jika anda singgah di kota ini, cobalah makanan khas Kabupaten Kandangan yang lezat yaitu Ketupat yang dimakan dengan Gulai Ikan Haruan

Loksado

Loksado berada 60 km dari kota Kandangan, ibukota kabupatan Hulu Sungai Selatan (HSS) atau 195 km dari Banjarmasin.



Loksado merupakan magnet yang menjadi primadona wisata alam (petualangan) paling laris dijual ke wisatawan mancanegara.
Objek wisata alam Loksado tak hanya menarik dari segi kesejukan alam, air terjun bertingkat dan pemandinan air panas di desa Tanuhi. Pernak-pernik kekayaan budayanya menjadi sumber inspirasi bagi peneliti budaya dan tumbuh-tumbuhan. Ada 43 Balai (rumah adat) tersebar di 9 desa kecamatan Loksado. Yang paling besar adalah Balai Malaris, Balai Haratai, dan Balai Padang.
Satu hal yang paling berkesan di mata turis baik wisman maupun wisatawan domestik adalah setelah sekian jam trekking (jalan kaki melintas hutan) kemudian ditutup dengan wisata arung jeram menggunakan lanting (rakit bambu). Pengalaman berarung jeram dengan lanting (bamboo rafting) meninggalkan kesan khusus bagi para wisatawan yang terbiasa dengan kehidupan modern itu.
Balai Adat Malaris adalah yang paling besar diantara bali yang lain dikawasan Loksado, berbeda dengan balia adat lainnya, balai ini masih dihuni dimana ada 40 keluarga besar. Berjarak 2,5 km dari Loksado. Tidak jauh dari Balai Malaris terdapat sebuah bendungan pembangkit tenaga listrik dan sebuah riam untuk bemandi ria, yaitu Riam Berajang dan Riam Anai.
Kawasan Loksado memiliki hutan primer banyak ditumbuhi pepohonan dan kayu-kayuan yang beraneka ragam. Jenis pohon yang tumbuh diwilayah ini adalah seperti: Meranti, Sungkai, Ulin, Karet, Kayu Manis, dan jenis pohon buah-buahan serta aneka jenis bunga Anggrek. Didalam hutan juga hidup berbagai satwa, seperti: Kijang, Kancil, Macam, Beruang, aneka jenis kera termasuk Bekantan, Satwa Melata dan jenis burung, seperti: Raja Udang, Enggang, Ayam, Hutan dll. Begitu pula dengan Kupu-Kupu dengan aneka warna yang menawan.
Arung Jeram dengan rakit bambu di sungai Amandit adalah puncak dari kegiatan perjalanan setelah beberapa hari. Kegiatan inilah yang paling banyak disukai oleh banyak wisatawan dan yang palinng mengesankan. Ada beberapa lokasi yang bagus untuk memulai perjalanan dengan tingkat kesulitan dan waktu tempuh yang bervariasi tergantung dari keinginan wisatawan itu sendiri.
Air terjun Haratai terletak di desa lebih kurang 15 menit perjalanan dari Balai Haratai, dapat ditempuh dengan memasuki hutan bambu dan perkebuna karet atau kayu manis. Air terjun tersebut bertingkat tiga dengan ketinggian masing-masing 13 meter. Pengunjung dapat bermandi ria pada telaga, tetapi dibagian bawah air terjunnya, atau hanya duduk-dudk diatas bebatuan besar. Tersedia juga tempat ganti pakaian dan shel teruntuk beristirahat.
Air Terjun Riam Anai ± 2 km dari desa Malaris Kecamatan Loksado merupakan air terjun yang sangat deras dengan ketinggian 4 meter.
Air Terjun Kilat Api terletak di deas Tanuhi 4 km dari penginapan/cottage Tanuhi. Bisa ditempuh dengan kendaraan roda 4 atau roda 2.

Gunung Batu Laki

Gunung Batu Laki terletak Desa Malutu, Kecamatan Padang Batung, 14 Km dari kota Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Di kawasan Pegunungan Meratus, Gunung Batu Laki merupakan salah satu tempat wisata alam andalan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Dari puncak gunung inilah keindahan alam di sekitarnya bisa dinikmati saat matahari terbenam atau terbit. Wisatawan atau pengunjung biasa yang datang ke gunung karst ini barangkali hanya melihat onggokan batu kapur raksasa. Di bawahnya, mereka bisa berkemah, membuat api unggun, dan makan bersama sambil menikmati riak air Sungai Amandit yang bening. Kalau beruntung, mereka akan menyaksikan para pembawa lanting paring (rakit bambu) untuk dijual ke Kandangan. Tawaran wisata petualangan lainnya adalah melakukan perjalanan mengunjungi kampung-kampung Dayak Meratus di Kecamatan Loksado. Para wisatawan biasanya mengakhiri petualangan di daerah ini dengan menguji keberanian dan menikmati sensasi petualangan dengan bamboo rafting untuk menaklukkan jeram Sungai Amandit.

Gunung Kentawan

Gunung Kentawan lebih dikenal sebagai lambang sari kawasan Loksado karena letaknya strategis dan dapat dilihat dari berbagai penjuru. Gunung ini adalah kawasan hutan lindung berupa gunung batu yang ditumbuhi pepohonan disekelilingnya, letak kawasan ini sekitar 28 Km dari kota Kandangan, dan untuk mencapainyahanya jalan kaki lewat Desa Lumpangi, muara Hanip atau Datar Belimbing (Hulu Banyu). Dengan memiliki luas sekitar 245 ha, didalamnya terdapat aneka jenis flora termasuk anggrek Hutan dan fauna yang dilindungi seperti Bekantan, Owa-Owa, Raja Udang (Halcyon SP)dll

9 comments:

Anonymous said...

salam dari urang kandangan

www.duniabawah.com said...

Uuui, kaya apa habar Kandangan ?? Ni urang banua jua nah.
Panggil aja Abu Najwa ( sudah baranakan ). Rasa kangen juga bacanya. Sama ketupat Kandangan, sama tajamnya tikungan jalan ke Loksado, atau dinginnya air di Muara Hatip. Kami tinggal di Binuang. Nggak jauh sih dari Kandangan. Dulu Aku tinggal di Negara, tapi berteman dan gaulnya waktu bujang banyak juga di Kandangan. Istriku orang Kandangan. Di Gambah Dalam.

Peace, by Abu Najwa
Baru belajar ngeblog, klo da waktu kunjungi :
www.abu-najwa.blogspot.com atau www.dunia-bawah.blogspot.com

Anonymous said...

Met Pagi. Kalo pian orang kandangan jua, kami handak mambawai pian masuk komunitas blogger kandangan. Lokasi dan waktu pertemuan kami beritahukkan nanti. Caranya buka http://blogger-pahuluan.co.cc/ dan tinggalkan link atau Nomer HP anda. Pasti kami akan hubungi pian. trims.

nasrudin ansori said...

wah lengkap jua liputan ttg kandangannya.
di banjarmasin ada ketupat kandangan yg enak bgt di kayutangi.

aku hyr dtg dr loksado.nanti ada aja postingannya ttg loksado.
salam kenal dr urang banjar jua.

rusma said...

salam kenal matan pahuluan jua...

Unknown said...

nah u4 bakasak am jua,, asli orang kandangan nah,, tanpa campur tangan orang luar,,,,,

Bloodyheart24 said...

u4 bkasak zw. . . . . ulun rank kandangan zw. . . . ulun newbie Blogger nah, , , , blum tp bisa bnr

Kamal Ansyari Abinya Naira dan Haikal said...

Mudahan Kandangan tiap tahun makin batambah maju,Mudahan yg ampun blog ini jua byk mempostingkn kota Kandangan supy makin terkenal....,baik sejarah perjuangan wan peperangannya (Divisi IV ALRI dll ),tempat wisatanya (Loksado dll), masakan wan kuliner Khas Kandangan (Dodol wan Katupat ),tamasuk dongeng-dongeng dan kisah rakyat dari Kandangan (Datu Ulin dll).
Kandangan Cingai

Kamal Ansyari Abinya Naira dan Haikal said...

Saya dukung pelestarian khazanah cerita rakyat hulu sungai selatan, kandangan, kalimantan selatan seperti datuk panglima hamandit, datung suhit dan datu makandang, datu ramanggala di ida manggala, datu rampai dan datu parang di baru sungai raya, datu ulin dan asal mula kampung ulin, datu sangka di papagaran, datu putih dan datu karamuji di banyu barau, legenda batu laki dan batu bini di padang batung, legenda gunung batu bangkai loksado, legenda datu ayuh/sindayuhan dan datu intingan/bambang basiwara di loksado, kisah datu ning bulang di hantarukung, datu durabo di kalumpang, datu baritu taun dan datu patinggi di telaga langsat,legenda batu manggu masak mandin tangkaramin di malinau, kisah telaga bidadari di hamalau, kisah gunung kasiangan di simpur, kisah datu kandangan dan datu kartamina, datu hamawang dan sejarah mesjid quba, tumenggung antaludin mempertahankan benteng gunung madang, panglima bukhari dan perang amuk hantarukung di simpur, datu naga ningkurungan luk sinaga di lukloa, datu singa karsa dan datu ali ahmad di pandai, datu buasan dan datu singa jaya di hamparaya, datu haji muhammad rais di bamban, sejarah mesjid ba angkat di wasah, dakwah penyebaran agama islam datu taniran, datu balimau dan habib lumpangi, kubur enam pahlawan di ta’al, kuburan tumpang talu di parincahan, perang garis demarkasi dan kubur Brigjen H.M.Yusi di karang jawa, pahlawan wanita aluh idut di tinggiran, panglima dambung di padang batung, gerombolan ibnu hajar, sampai cerita tentang perang kemerdekaan Divisi IV ALRI yang dipimpin Brigjen H. Hasan Basri dan pembacaan teks proklamasinya di Kandangan. Semuanya adalah salah satu aset budaya dan sejarah bagi Kalimantan Selatan.

Post a Comment